Latihan Gendre Puisi (159-170)
Jawaban Halaman 159
1. Puisi adalah salah satu jenis karya sastra (selain prosa dan drama) yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi menggunakan bahasa yang kaya dan figuratif untuk mengekspresikan ide, emosi, atau pengalaman, seringkali dengan tujuan untuk menginspirasi, merangsang imajinasi, atau menyampaikan makna mendalam kepada pembaca. Dalam puisi, kata-kata dipilih sedemikian rupa secara selektif. Pemilihan kata tersebut bertujuan dapat memunculkan efek tertentu dan menampung makna yang menggambarkan pikiran, gagasan, dan perasaan penyair. Pemilihan kata-kata atau diksi juga harus mempertimbangkan irama, rima, larik, bait, dan tipografi (bentuk) puisi. Oleh karena itulah. unsur bahasa dalam puisi dianggap lebih padat jika dibandingkan dengan karya sastra lainnya.
2. Unsur-unsur pembentuk teks puisi, antara lain:
-Majas = gaya bahasa yang digunakan dalam puisi atau tulisan kreatif lainnya untuk memberikan efek retoris atau artistik.
- Irama = pola yang dihasilkan oleh pengulangan aksen, penekanan, atau panjang pendeknya suku kata dalam sebuah bait atau larik. Irama membantu menentukan ritme atau aliran kata dalam puisi dan memberikan efek yang merangsang pendengaran.
- Konotasi = makna tambahan atau tersembunyi yang terkait dengan sebuah kata, yang berbeda dari makna literalnya. Kata-kata dengan konotasi dapat memicu asosiasi atau perasaan tertentu pada pembaca, memperkaya pengalaman membaca puisi.
- Kata berlambang = kata-kata yang digunakan untuk mewakili atau melambangkan konsep, ide, atau perasaan yang lebih besar.
- Imaji = gambaran atau representasi mental yang dihasilkan oleh kata-kata. Imaji bisa bersifat visual, auditif, olfaktif, rasa, atau sentuhan, dan membantu pembaca memvisualisasikan atau merasakan pengalaman yang disajikan dalam puisi.
3. Ciri-ciri/karakter teks puisi:
Berisikan ungkapan pikiran, perasaan, dan pengalaman penyair yang bersifat imajinatif, menggunakan bahasa konotatif, terdapat pemadatan segala unsur daya bahasa, menggunakan diksi yang tepat dengan memperhatikan irama atau bunyi, dan dapat dibentuk oleh tipografi.
Jawaban Halaman 162-163
1. Bentuk
Teks 1 = Baris atau larik, bait
Teks 2 = Paragraf atau alinea
2. Pengaturan bunyi akhir
Teks 1 = Ada akhir bunyi -i
Teks 2 = Tidak ada pengaturan bunyi akhir
3. Bahasa
Teks 1 = Hanya menggunakan majas atau gaya bahasa metafora, dan menggunakan konotatif
Teks 2 = Menggunakan bahasa percakapan atau dialog, dan menggunakan denotatif
4. Makna
Teks 1 = Menggambarkan kesadaran bahwa kematian itu akan terjadi kepada siapa saja.
Teks 2 = Menceritakan seorang anak yang mencari tahu keberadaan ayahnya
Tabel 6.3
Pengertian Puisi
1. KBBI: "Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat."
2. Ensiklopedia: "Puisi atau guritan adalah salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait."
3. Muhammad Hj. Salleh: "Puisi ialah sebuah bentuk karya sastra yang kental dengan musik bahasa serta suatu kebijaksanaan oleh si penyair dan tradisinya. Karena semua kekentalan itu, sesudah puisi tersebut dibaca akan menjadikan pendengar lebih bijaksana."
Jawaban Halaman 166-167
1. Kutipan Puisi:
Kebun Hujan
....
Subuh hari kulihat bunga-bunga hujan dan daun-daun hujan/
berguguran di kebun hujan, bertaburan jadi sampah hujan.
...
(Joko Pinurbo, Antologi Celana Pacar Kecilku di Bawah Kibaran Sarung, 2007)
Jenis citraan: Penglihatan
Efek bagi pembaca: Pembaca seolah-olah dapat memandang atau melihat hujan yang turun serta daun-daun yang berguguran pada saat hujan.
2. Kutipan Puisi:
Asmarandana
Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa/hujan dari daun,/
karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda/ serta langkah.
..
(Goenawan Muhammad, Antologi Asmaradana, 1992)
Jenis citraan: Pendengaran
Efek bagi pembaca: Pembaca seolah dapat mendengar bunyi kepak sayap kalelawar dan langkah kuda.
3. Kutipan Puisi:
Pemandangan Senjakala
....
Kelelawar-kelelawar raksasa datang dari langit kelabu tua/
Bau mesiu di udara, Bau mayat. Bau kotoran kuda
....
(WS. Rendra, Antologi Blues untuk Bonnie, 2008)
Jenis citraan: Pendengaran
Efek bagi pembaca: Efek bagi pembaca: Pembaca seolah dapat mendengar suara kelelawar-kelelawar raksasa saat datang dari langit kelabu tua.
4. Kutipan Puisi:
Di Sisimu
.... Dekaplah aku meski bukan/
untuk yang terakhir kali. Angin terasa dingin/di batin.
....
(Soni Farid Maulana, Antologi Angsana, 2007)
Jenis citraan: Perabaan
Efek bagi pembaca: Pembaca seolah dapat merasakan dan bisa meraba dekapan yang dimaksud dalam kutipan puisi.
5. Kutipan Puisi:
Diponegoro
....
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
....
(Chairil Anwar, Antologi Aku Ini Binatang Jalang, 1993)
Jenis citraan: Gerakan
Efek bagi pembaca: Pembaca seolah dapat merasakan gerakan yang disampaikan dalam kutipan puisi.
6. Kutipan Puisi:
Pembicaraan
....
yang ada hanya sorga. Neraka
adalah rasa pahit di mulut
waktu bangun pagi
....
(Soebagio Sastrowardojo, Antologi Daerah Perbatasan, 1982)
Jenis citraan: Pengecapan
Efek bagi pembaca: Pembaca seolah dapat mengimplementasikan citraan dalam indra pengecapan yaitu efek rasa pahit.
7. Kutipan Puisi:
Kebun Hujan
....
Aku terbangun dari rerimbun ranjang, menyaksikan angin/
dan dingin hujan bercinta-cintaan di bawah rerindang hujan.
....
(Joko Pinurbo, Antologi Celana Pacar Kecilku di Bawah Kibaran Sarung, 2007)
Jenis citraan: Penglihatan
Efek bagi pembaca: Pembaca adalah seolah-olah dapat melihat angin.
8. Kutipan Puisi:
Di Tengah Jalan
...
Sayup-sayup terdengar suara kereta penghabisan/
Gerbong-gerbong dikosongkan tinggal muatan kematian/
Di tengah jalan terdengar lolongan bersahutan.
....
(Leon Agusta, Antologi Gendang Pengembara, 2012)
Jenis citraan: Pendengaran
Efek bagi pembaca: Pembaca seolah-olah dapat merasakan bunyi yang timbul dari suara kereta penghabisan.
9. Kutipan Puisi:
Catatan Kaki Sehabis Demonstrasi
....
aku melihat diam
tak seorang saja
tapi satu bangsa
kulihat batu
padahal manusia
menunggu waktu
....
(Radhar Panca Dahana, Antologi Lalu Waktu. 1994)
Jenis citraan: Penglihatan
Efek bagi pembaca: Pembaca seolah dapat menggambarkan dan melihat yang dimaksud dalam kutipan puisi.
10. Kutipan Puisi:
Suara Terompet Akhir Tahun
....
di ujung malam sedingin
es dalam kulkas;
apa yang kau harap
dari suara
terompet akhir tahun?
....
(Soni Farid Maulana, Antologi Selepas Kata, 2004)
Jenis citraan: Pendengaran dan perabaan
Efek bagi pembaca: Pembaca dapat seolah olah merasakan dinginnya es dan mendengar bunyi bunyian terompet.
Jawaban Halaman 170
1. Pulau = Tanah (daratan yang dikelilingi air (di laut, di sungai) -> KBBI Online
2. Perahu = alat transportasi (kendaraan) air yang biasanya tidak memiliki geladak serta memiliki bentuk lancip pada kedua ujungnya dan lebar di bagian tengah. -> KBBI Online
3. Ajal = batas hidup yang telah ditentukan Tuhan, saat mati, janji akan mati -> Wikipedia
4. Air = cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen -> KBBI Online
5. Jalan = prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan air, serta di atas permukaan air. -> Wikipedia
Komentar
Posting Komentar