Membiasakan Perilaku Berani Membela Kebenaran

Nama: Keana kamilya Husein (18)
Kelas: X-4

1. Definisi Berani Membela Kebenaran

Syaja'ah (الشَّجَاعَةُ) = berani atau gagah
Secara istilah, artinya keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela kebenaran dengan cara yang ksatria dan terpuji.
Jubun (أين) = penakut, yaitu sifat yang cenderung lemah dan pengecut. Tahawwur (لتحوز) = nekat, yaitu berlebihan dan cenderung keras kepala, keras hati dan membabi-buta.

عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ لَا يَزَالُ طَائِفَةً مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ . (رواه البخاري)
Artinya: Dari Al-Mughirah bin Syu'bah, dari Nabi Saw. beliau bersabda: "Akan senantiasa ada dari golongan umatku yang membela kebenaran hingga ketetapan Allah Swt. datang kepada mereka, dan mereka dalam keadaan menang" (H.R. Bukhari)

2. Implementasi Sikap Berani Membela Kebenaran

a. Berani menghadapi musuh di medan pertempuran (jihad fii sabiilillah)
Generasi pertama umat Islam tidak takut menghadapi kematian, tidak terjebak pada hubbu ad-dunya dan lebih mencintai kehidupan akhirat, sehingga ketika datang panggilan jihad, maka mereka akan menyambut dengan semangat yang tinggi.
Namun dalam kehidupan abad 21 saat ini jihad dalam bentuk amar ma'ruf nahiy munkar dengan cara menggelorakan semangat Islam, menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan bela negara sesuai dengan konsep Islam rahmatan lil 'alamin.

b. Berani mengatakan kebenaran
Sejatinya, jika ditinjau dari sisi manfaat dan kemuliaan terhadap harga diri seorang mukmin, maka mengatakan kebenaran adalah sebuah keharusan. 
عَنْ أَبِي دَرٍ أَمَرَنِي خَلِيْلِي أَنْ أَقَوْلَ بِالْحَقِّ وَإِنْ كَانَ مُرًا . (رواه احمد)
Artinya: "Dari Abu Dzar r.a. berkata, Kekasihku Rasulullah Saw. memerintahkan kepadaku untuk mengatakan yang benar, walaupun itu pahit". (H.R. Ahmad)

c. Berani menyimpan dan menjaga rahasia
Seseorang yang tidak amanah, akan mampu menebar aib dan rahasia orang lain dengan membuat broadcast message melalui media sosial. Sehingga sikap berani menyimpan rahasia sangat penting untuk menjaga kehormatan seseorang, termasuk untuk menjaga keberlangsungan dakwah islamiyah (jika rahasia tsb terkait dengan kehormatan Islam).

d. Memiliki daya tahan tubuh yang kuat
Contoh peristiwa yang dialami Bilal bin Rabah yang memiliki daya tahan tubuh yang luar biasa dalam menghadapi siksaan kaum Quraisy demi mempertahankan akidah dan keyakinan Islam dalam dirinya. Seorang muslim yang berani mengatakan dan membela kebenaran harus menyiapkan energi ekstra, karena bisa jadi ia akan mendapat tekanan, ancaman dan juga serangan baik fisik maupun psikis.

e. Mampu mengendalikan hawa nafsu
Rasulullah Saw. telah bersabda bahwa orang yang disebut pemberani, bukanlah orang yang kuat berkelahi, melainkan orang yang mampu mengendalikan nafsunya dengan baik karena menghindari murka dan berharap berkah dari Allah Swt. Contoh seorang penguasa yang dengan kekuasaannya ia bahkan mampu memberikan instruksi untuk menindak tegas orang-orang yang mencaci maki dan menghinanya. Namun tatkala ia mampu mengendalikan diri dan menahan dengan tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang pemimpin yang adil dan bijaksana bagi seluruh rakyatnya, maka ia termasuk golongan pemimpin yang berhasil mengendalikan hawa nafsunya.

f. Berani mengakui kesalahan
Contoh dalam kehidupan, tidak ada seorang pun yang tidak pernah berbuat kesalahan. Berbuat kesalahan itu manusiawi, dan meminta maaf merupakan sebuah amalan yang mulia karena tidak semua orang sanggup melakukannya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَاءً وَخَيْرُ الْخَطَانِينَ التَّوَّابُون . (رواه الترمذي)
Artinya: Dari Anas ra berkata, Rasulullah Saw. bersabda: "Setiap anak Adam pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang bertaubat dari kesalahannya" (H.R. Tirmidzi)

g. Berani objektif menilai diri sendiri
Muhasabah dan introspeksi ke dalam diri masing-masing. Orang yang mampu bersikap objektif akan mampu mengenali potensi, memahami kekurangan dan kelebihannya sendiri, mampu mengambil keputusan dan solusi atas setiap persoalan dengan mengukur kemampuannya sendiri.
Al-Suyuthi dalam kitab Lathaif al Minan yang mengutip pernyataan dari Syaikh Tajudin Ibnu 'Athaillah menyampaikan bahwa "orang yang mengenali dirinya dengan segala kehinaan, kemiskinan dan kelemahannya, maka ia akan mengenal Allah Swt. dengan segala kemuliaan, kekuasaan dan kekayaan-Nya. Maka mengenali diri sendiri adalah hal yang pertama kali harus dilakukan, sebelum ia mengenali Tuhannya"

3. Faktor Pembentuk Sikap Berani Membela Kebenaran dalam Kehidupan

Berani membela keadilan, merupakan jalan menuju kemenangan dalam keimanan. Dan untuk menumbuhkan serta membiasakan karakter berani membela kebenaran harus dimulai dari diri sendiri dengan pola pembiasaan yang dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan.

1) Takut kepada Allah Swt.
Keyakinan seseorang, bahwa setiap yang dilakukannya adalah dalam rangka menjalankan perintah Allah Swt. niscaya tidak akan pernah muncul rasa takut terhadap apa pun, kecuali hanya takut kepada Allah Swt.

2) Mencintai kehidupan akhirat
Dunia bukanlah tujuan akhir dari seorang mukmin, melainkan sebuah wasilah dan jembatan antara menuju kehidupan akhirat. Sehingga tidak ada ketakutan bagi seorang muslim untuk kehilangan kehidupan dunia.

3) Tidak takut menghadapi kematian
Kematian adalah sebuah keniscayaan. Jika ajal sudah datang, maka tidak ada kekuatan apa pun yang mampu menghalanginya. Seorang muslim harus terus dilatih untuk berani menghadapi kematian kapan pun datangnya.

4) Tidak ragu-ragu dengan kebenaran
Seorang muslim yang yang memiliki keyakinan terhadap kebenaran dan keadilan, akan siap sedia menghadapi risiko apa pun yang mungkin timbul. Oleh karena itu.

5) Tidak materialistis
Seorang mukmin harus memiliki keyakinan bahwa Allah Swt. Maha Mencukupkan rejeki, bahkan dari sumber yang tidak kita sangka, apabila kita senantiasa berani berjuang, berani berkorban dan bertawakal kepada Allah Swt.

6) Berserah diri dan yakin akan pertolongan Allah Swt.
Ia akan senantiasa melakukan upayanya selayaknya prosedur yang diajarkan agama yaitu berusaha dengan keras, diimbangi dengan doa, dan selebihnya tawakal dan berserah diri dengan

7) Kristalisasi Pendidikan karakter dari keluarga, masyarakat dan sekolah

a. Campur tangan utama dari pola asuh dan pola didik dalam keluarga
b. Faktor habituasi dan adat istiadat di masyarakat di sekolah
c. Program-program penguatan karakter yang dilakukan
d. Kajian dan penguatan di majelis-majelis taklim

4. Hikmah dan Manfaat Sikap Berani Membela Kebenaran dalam Kehidupan
Berani Tidaklah tergantung dari kekuatan fisik, namun justru tercermin dalam kebersihan hati dan kekuatan jiwa. Dalam kehidupan sehari-hari tidak sedikit orang yang berpostur kekar, proporsional, gagah dan perkasa tetapi bernyali kecil dan bahkan pengecut serta lemah hati. Namun tidak sedikit, yang secara fisik terlihat kecil dan kurus, tetapi hatinya sekuat singa padang pasir.

Manfaat dari sikap berani membela kebenaran dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

a) Manfaat bagi diri sendiri
Ia akan senantiasa bersikap berani memperjuangkan kebenaran dan tidak sampai hati membiarkan terjadinya kemunkaran. Dibandingkan dengan urusan duniawi. Keberanian seorang muslim lahir dari rasa takutnya kepada Allah Swt.

b) Manfaat bagi keluarga
Keluarga yang mendidik dan membiasakan perilaku syaja'ah bagi semua anggotanya, akan hidup dengan tenteram dan nyaman. Mereka tidak akan takut kekurangan materi duniawi, karena segala sesuatu dianggap sebagai sebuah kenikmatan sementara yang bisa mengurangi kadar keberanian dalam mendahulukan perintah Allah Swt.

c) Manfaat bagi agama, negara dan bangsa
Lihatlah bagaimana Rasulullah Saw. memimpin Madinah sebagai kepala negara dan pemimpin agama Islam sekaligus, hingga Islam berkembang dan mencapai kejayaan. Karena dilandasi dengan sifat keberanian yang berdasarkan berlandaskan pada norma dan syariat agama sehingga masyarakatnya merasa aman, nyaman, toleran dan keberagaman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Tokoh Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia

Menjauhi Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina untuk Melindungi Harkat dan Martabat Manusia